Selasa, 06 Maret 2012

Strategi Pembelajaran Bahasa Arab

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menurut Al-Ghazzawi yang dikutip kembali oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan oleh masarakat dunia, yang dituturkan oleh lebih dari 200.000.000 (dua ratus juta) umat manusia dan bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 (dua puluh) Negara. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa hidup, yang dipakai sehari-hari dan merupakan bahasa resmi di Saudi Arabia, Marokko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mesir, Sudan, Lebanon, Syria, Irak, Kuwait, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, Palestina, dan beberapa negara di semenanjung Arabia. Di samping itu bahasa Arab juga merupakan bahasa kitab suci al-Qur'an dan al-Hadist. Bahasa Arab adalah bahasa ilmu pengetahuan agama Islam. Disamping digunakan sebagai alat komunikasi bahasa Arab juga dipakai sebagai bahasa ilmu pengetahuan, sehingga sangat menarik untuk dipelajari. Dalam ritual ibadah khususnya sholat, haji, dan doa juga menggunakan bahasa Arab.
Dari uraian singkat di atas, dapat dipahami bagi siapa saja yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam lebih mendalam, sebelumnya ia perlu menguasai bahasa Arab, karena dengan menguasai bahasa Arab pintu gerbang untuk mendalami al-Qur'an, hadist dan ilmu pendukungnya menjadi terbuka lebar.
Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah No. 28 dan 29 Tahun 1990, yang dimaksud dengan Madrasah adalah sekolah umum yag berciri khas agama Islam. Jadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah sekolah yang berciri khas agama Islam yang setingkat sekolah dasar. Pelajaran bahasa Arab di madrasah sudah barang tentu diajarkan karena bahasa Arab termasuk bagian dari pelajaran yang harus diajarkan di madrasah, mulai dari tingkat MI sampai perguruan tinggi.
Para lulusan madrasah seyogyanya memiliki kebanggaan tersendiri karena kemapuannya dalam membaca, menulis dan memahami bahasa Arab, yang merupakan kunci untuk memahami al-Qur'an dan Hadis serta kitab-kitab keagamaan klasik. Sayangnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan bahasa Arab para lulusan madrasah semakin menurun, kalau tidak bisa dikatakan sangat lemah. Salah satu contoh untuk mendukung pernyataan ini, bisa dilihat dari kasus para calon mahasiswa IAIN Jakarta (yang sekarang telah berubah menjadi Universitas Islam Negeri), pada tahun 1995 berikut ini:
Persyaratan untuk diterima sebagai mahasiswa baru di UIN Jakarta pada tahun 1995 adalah bahwa calon harus mendapat nilai tes bahasa Arab minimal 6 sampai 10. Hasilnya lebih kurang hanya lima yang mendapat nilai tes bahasa Arab 7 – 9, 132 anak memperoleh nilai 5 – 7, dari lebih kurang hampir 5000 (lima ribu) calon yang mayoritas adalah para lulusan madrasah dan lainnya mendapat nilai kurang dari 5. Keadaan serupa ternyata tidak hanya terjadi di UIN Jakarta saja, akan tetapi juga terjadi di IAIN dari daerah lain dan PTAIS lainnya. Dengan kata lain, di IAIN dan PTAIS lainpun banyak calon mahasiswa yang tidak atau kurang mampu menguasai bahasa Arab sesuai dengan standar kemampuan menguasai bahasa Arab untuk lulusan Madrasah Aliyah.

Penurunan prestasi belajar khususnya pelajaran bahasa Arab pada dewasa ini menjadi perhatian dan sekaligus kekhawatiran yang dirasakan penulis dan ini juga merupakan salah satu faktor pendorong penulis dalam mengangkat tema ini dengan judul "Pengajaran Bahasa Arab di MI Miftakhul Huda Temanggung (Telaah Metode)".
Mengapa pengajaran bahasa Arab yang penulis kemukakan? Adanya gagasan untuk mengetengahkan masalah metode dalam tulisan ini, dimaksudkan untuk memberikan manfaat pada dunia pengajaran bahasa, khususnya bahasa Arab. Sebab, setiap orang yang bergelut di bidang ini pasti menyadari pentingnya metode pembelajaran yang selayaknya dikuasai oleh calon pendidik atau pengajar. Penguasaan materi ilmu bukanlah merupakan suatu jaminan kemampuan bagi seseorang untuk mengajarkan ilmu tersebut kepada siapapun juga. Di samping itu, masalah metode bukanlah sesuatu yang mudah dicerna di dalam pengaplikasiannya (heuristik). Seperti yang ditulis oleh Edward M. Anthony dalam artikelnya dengan judul "Approach, Method and Technique" pada tahun 1963, dan dikutip kembali oleh Prof. Dr. Azhar bahwasannya lapangan pengajaran bahasa diusahakan bisa mencapai taraf ilmiah ketimbang hanya mengambang pada taraf eksperimental dan empiris dan bisa juga memperdalam hakekat belajar dan mengajar bahasa. Dan bagaimana teknik yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode yang sifatnya implementatif.
Adapun alasan penulis memilih MI Miftakhul Huda Temanggung sebagai subjek penelitian adalah karena ada indikasi MI Miftakhul Huda Temanggung memiliki kelebihan dalam penguasaan bahasa Arab di antara MI-MI lainnya yang berada di wilayah sekecamatan Bulu, kabupaten Temanggung. Hal ini bisa dilihat dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh ketika ujian semester genap pada tahun ajaran 2004-2005, yakni dengan nilai rata-rata 7,65. Sedangkan nilai rata-rata pelajaran bahasa Arab untuk MI sekecamatan Bulu adalah 60,01.
Alasan inilah yang membuat penulis merasa perlu melakukan suatu peneltian. Bagaimana cara pengajaran bahasa Arab pada lembaga tersebut? Dan bagaimana peranan serta pengaruh guru –gurunya?
Penelitian ini diharapkan berhasil mendeskripsikan proses pengajaran bahasa Arab pada lembaga tersebut disertai analisis kelebihan dan kekurangannya, kemudian memberi sumbangan pikiran bagi pengajaran bahasa Arab bagi lembaga-lembaga pendidikan lain setingkat Madrasah Ibtidaiyah.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok masalah yang akan dikaji, yaitu:
1. Bagaimana pengajaran bahasa Arab di Madrsah Ibtidaiyah Miftakhul Huda Temanggung kelas V? Dan metode apa yang digunakan?
2. Mengapa para siswa kelas V MI Miftahul Huda berprestasi tinggi dalam pelajaran bahasa Arab?
3. Faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat keberhasilan pembelajaran bahasa Arab MI Miftahul Huda kelas V ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengajaran bahasa Arab di MI Miftakhul Huda pada kelas V Temanggung dan metode apa saja yang digunakan.
b. Untuk mengetahui mengapa prestasi pelajaran bahasa Arab kelas V itu baik.
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat keberhasilan pembelajaran bahasa Arab di MI Miftakhul Huda Temanggung.

2. Kegunaan Penelitian
Penilitian ini diharapkan berguna :
a. Berguna bagi Madrasah Ibtidaiyah di Temanggung untuk menambah wawasan mengenai metode pengajaran bahasa Arab bagi para pengajar MI.
b. Menambah wawasan Bagi penulis sendiri dalam pengajaran bahasa Arab di MI.
c. Bagi dunia ilmu pengetahuan diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
d. Bagi dunia pendidikan diharapkan dapat menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat menambah khazanah pustaka.

D. Kajian Pustaka
Sepanjang pengamatan penulis, judul skripsi "Pengajaran Bahasa Arab di MI Miftakhul Huda Temanggung (Telaah Metode)" ini belum ada yang mengkaji. Di perpustakaan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga misalnya, penulis belum menemukan pembahasan skripsi yang menyangkut tema metode pengajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah. Bahasan mengenai kemampuan berbahasa Arab, metode pengajaran bahasa di Madrasah Tsanawiyah, Aliyah, IAIN maupun PTAIS banyak yang telah membahasnya. Misalnya seperti skripsi saudara M. Sodiq al-Amin dengan judul "Pengajaran Bahasa Arab di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; sebuah tinjauan metodologis (lulusan tahun 2002), yang membahas bagaimana metode pengajaran bahasa Arab diterapkan dalam proses pengajaran itu dilakukan di IAIN Sunan Kalijaga dan bagaimana pengaruh program itu terhadap minat bahasa Arab, dan skripsi saudara Barjana yang berjudul "Pengajaran Bahasa Arab di Ma'had Da'wah Masjid Mardhiyah Kampus UGM Yogyakarta (Telaah Kritis Perspektif Metodologis), yang membahas segala problematika berbahasa Arab ruang lingkup yang lingkungannya dibuat secara representatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas yaitu bahwa penilitian ini yang menjadi sumber data adalah anak-anak atau siswa-siswi tingkat ibtidaiyah yang belum mempunyai kemampuan bahasa Arab yag baik..
Sedangkan buku yang sangat relevan dengan tema penulis bahas dalam penelitian in yaitu Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, yang dikarang oleh DRS. Abu Bakar Muhammad dan bukunya Juwairiyah Dahlan yang berjudul Metode BelajarMengajar Bahasa Arab, Surbaya, Al- ihklas : 1992. kedua buku ini hampir sama isinya yaitu sama-sama membahas masalah metode pengajaran bahasa Arab. Akan tetapi Metode Khusus Pengajaran bahasa Arab isinya lebih bersifat khusus dalam metodenya. Sedangkan posisi penelitian ini berusaha untuk memberikan suatu pemahaman pembelajaran bahasa Arab pemula tingkat ibtidaiyah bagi para pendidik. Tentu saja didukung oleh buku-buku yang lain yang relevan dengan penelitian ini.

E. Kerangka Teoritik
1. Bahasa Arab dan metode pengajarannya.
Secara teoritis, ada beberapa metode pengajaran yang utama dalam pengajaran bahasa asing apapun termasuk bahasa Arab di dalamnya. Misalnya, grammar translation method (metode tata bahasa), direct method, reading method, audio lingual method, electric method dan lain sebagainya. Akan tetapi, metode pelajaran bahasa asing tersebut kiranya tidak bisa dijadikan landasan teori untuk penulisan judul skripsi ini dikarenakan luasnya pembahasan. Akan tetapi, metode pengajaran bahasa Arab telah menemukan metodenya sendiri meskipun ilmu ini baru berkembang kemudian. Diantara metode itu seperti insya’, muthola’ah, dan mahfudhat.
Ada beberapa metode pengajaran bahasa Arab yang selama ini digunakan, antara lain:
a. Muthala'ah (Membaca)
Yaitu cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca baik dengan bersuara maupun membaca dalam hati. Metode ini berguna untuk melatih daya ingat dan daya fikir.
Manfaat dari pelajaran muthala'ah yaitu :
1) Mendidik daya ingatan, dan kecepatan berfikir.
2) Mengembangkan daya pemikiran dan daya imajinasi.
3) Keberhasilan memiliki ilmu pengetahuan, karena muthala'ah adalah alat yang paling besar untuk bisa sampai kepada pengembangan ilmu pengetahuan.


b. Imla' (Dikte)
Metode ini digunakan untuk melatih siswa dalam ketrampilan menulis bahasa Arab. Cara pengaplikasian metode ini biasanya guru menyuruh siswa untuk memulai bahasa Arab dari perkataan guru yang berbicara bahasa Arab. Manfaat dari metode ini, yaitu :
1) Mendidik kebebasan berpendapat.
2) Melatih murid untuk rapi dan cermat serta ingat.
3) Melatih menulis kata-kata dengan baik dan benar.
4) Melatih mata untuk memperhatikan, telinga untuk mendengar dan melatih tangan untuk menulis dan melukis yang benar,.
5) Melatih murid untuk mengarang yang bagus, bila guru pandai memilih topik yang baik dan memperluas atau memperbanyak penguasaan bahasanya.
c. Muhadatsah
Muhadatsah yaitu suatu metode pengajaran bahasa Arab melalui percakapan. Manfaat metode ini yaitu mendidik panca indera yang lima, kemampuan perhatian yang benar dan kemampuan berpikir. Adapun manfaat yang bisa kita ambil adalah:
1) Membiasakan murid bercakap-cakap dengan bahasa yang fasih
2) Membiasakan murid menyusun kalimat yang baik yang timbul dari dalam hatinya sendiri dan perasaannya dengan kalimat yang benar, baik dan jelas.
3) Membiasakan murid memilih kata atau kalimat dan menyusunnya dalam susunan bahasa yang indah serta memperhatikan penggunaan kata pada tempatnya.
d. Mahfudhat
Metode ini sangat menekankan pada hafalan kosa kata bahasa Arab. Manfaat yang bisa diambil antara lain yaitu :
1) Latihan kekuatan hafalan, ingatan dan berfantasi.
2) Pendidikan perasaan berbahasa yang sehat dalam bahasa.
3) Penanaman cinta kepada adab dan meningkatkan perasaan keindahan dalam jiwa.
4) Menghiasi diri dengan segala kemuliaan dan menjauhkan diri dari sifat yang hina dan kurang.
5) Memperkaya kemampuan bahasa bagi murid.
6) Memperbaiki insya’nya, meningkatkan kemampuan uslub bahasa tulisan, menguatkan murid dalam kaidah-kaidah bahasa, memperkenalkan mereka kata-kata atau bahasa modern, dan membantu murid dalam hal membaca dan percakapan.
e. Insya’
Insya’ ialah mengungkapkan sesuatu yang tergores dalam hati dengan atau melalui tulisan, dengan susunan kalimat yang benar dan sempurna pengertiannya.
Ada berbagai macam Insya, antara lain:
1) Insya’ wasfi
Insya’ wasfi yaitu menjelaskan sifat sesuatu yang dapat dicapai oleh semua panca indera kepada murid. Seperti sifat ruangan belajar, sifat-sifat hewan atau menjelaskan kejadian-kejadian harian seperti hari ketika turun hujan, berkunjung ke kebun binatang dan lain sebagainya.
2) Insya’ qishashi
Insya’ qishasi yaitu khusus penulisan cerita-cerita ataupun komentar-komentar berita.
3) Insya’ rasail atau insya’ naqli.
Yaitu mengarang yang berupa surat-surat. Insya semacam ini adalah sebaik-baiknya latihan menerapkan dua macam insya di atas (yaitu wasfi dan qishashi), karena surat-surat itu banyak mengandung kedua macam insya tersebut.
4) Insya’ ibtikari.
Yaitu guru menyuruh siswa untuk menulis susunan-susunan kalimat baru dan pemikiran-pemikiran yang cocok, yang disusun dalam kalimat-kalimat yang teratur. Yang paling banyak membantu untuk menyusun karangan ibtikari ini adalah memperbanyak insya’ washfi.


5) Insya’ khayali
Insya’ khayali yaitu mengarang lewat imajinasi kemudian ditulis dalam bahasa Arab. Macam insya ini sangat sukar bagi tingkat dasar atau setingkat Madrasah Ibtidaiyah, karena memerlukan daya imajinasi yang tinggi.
f. Qawaid
Metode ini lebih menitik beratkan pada pengajaran tata bahasa atau struktur bahasa Arab. Metode ini akan lebih baik jika diajarkan setelah pelajaran insya’, imla’, mahfudhat dan muhadatsah. Manfaat yang bisa diambil dari metode ini antara lain :
1) Membiasakan para siswa bercakap-cakap dengan bahasa yang baik dan benar jauh dari kesalahan.
2) Membiasakan para siswa menulis kata dengan benar dengan susunan bahasa yang baik pula.
3) Menumbuhkan kemampuan perhatian, mendidik kemampuan berfikir secara menyeluruh dengan sistematis, kemudian menetapkan persamaan dan lawannya, serta .mendidik atau melatih kemampuan menarik kesimpulan dan alasan
Selain metode konvensional yang biasa menjadi referensi madarasah-madrasah mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi yang tersebut di atas (qowaid, insya’, mahfudhat, muhadasah), kiranya juga perlu ditambah dan diperdalam metode-metode yang diperkirakan sangat membantu proses pengajaran bahasa Arab. Tentunya ini akan melengkapi landasan teoritis dan sangat berguna sebagai alat untuk menganalisis data temuan nantinya dan ini juga akan melengkapi penyusunan konsep yang sudah barang tentu sangat berhubungan dengan masalah penelitian yang diteliti oleh penulis sendiri.
Yang dimaksud di sini adalah pembahasan tentang metodologi pengajaran bahasa Arab dan ini berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya heuristik. Yang dimaksud dengan heuristik di sini adalah studi tentang penggunaan pengalaman dan usaha-usaha praktis, baik dengan cara mengalami sendiri ataupun melihat orang lain mengalaminya, sebagai titik tolak berbuat, dalam hal ini mengajarkan bahasa Arab.
Menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad, teknik yang sifatnya heuristik atau pengalaman, ia lahir berdasarkan pengalaman dan dapat dipakai untuk semua umur siswa, antara lain meliputi:
1) Persiapan
Seorang guru yang baik harus selalu mempesiapkan mukaddimah, presentasi dan review (MPR) dalam setiap topik bahasan. Tujuan pelajaran yang akan diajarkan harus jelas. Dan diakhiri dengan evaluasi tentang tercapainya tujuan pelajaran apa tidak, dan senantiasa memikirkan teknik serta taktik yang akan diberikan.

2) Berbicara bahasa Arab di dalam kelas
Bagaimanapun juga siswa sangatlah membutuhkan keterbiasaan sesegera mungkin akan bunyi yang belum familiar bagi mereka. Oleh karena itu sudah selayaknya membuat suatu rekayasa suasana untuk bisa dijadikan sebuah objek. Misalnya, menegur siswa dengan menggunakan bahasa Arab seperti dalam situasi keadaan ruangan terlalu panas atau dingin, guru meminta salah seorang siswa dengan menggunakan bahasa Arab untuk membuka jendela kelas.
3) Buku bukan guru tapi alat pembantu
Buku berfungsi sebagai media untuk mempermudah tugas guru, akan tetapi bukan sebagai guru itu sendiri. Karena buku tidak dapat mendengar, megoreksi atau memberi dorongan. Instruksi haruslah berasal dari guru dan bukan dari sebuah buku bagaimanapun baiknya buku tersebut. Seorang guru tidak boleh terjebak dengan apa yang sering diistilahkan dengan "the text book trap" sehingga seakan-akan seorang guru tidak mengajar dan sebaliknya sebenarnya bukulah yang menjadi pengajar.
4) Memberi semangat atau dorongan
Siswa diusahakan memiliki semangat yang meluap-luap di dalam belajar. Sehingga kemauan, minat, usaha dan perhatian (KMNP) bisa melekat pada diri siswa. Bila keinginan yang ril untuk belajar bahasa Arab mulai bersemi ataupun tertanam dalam diri siswa, maka separuh dari tugas guru sebagai pengajar dapat dianggap selesai.
2. Pembelajaran bahasa Arab bagi pemula
Tujuan mempelajari bahasa Arab bagi pemula yaitu supaya anak-anak pandai membaca al-Qur"an dengan betul dan baik, supaya anak dapat belajar bahasa Arab, sehingga pandai membaca kitab-kitab agama yang banyak ditulis dalam bahasa Arab, dan supaya anak pandai membaca bahasa Indonesia yang ditulis dengan huruf Arab melayu. Metode mengajarkan bahasa Arab bagi pemula ada empat macam :
a. Metode Lama, dinamai metode ABAJAD atau Alif-ba-ta
Dasar metode ini ialah dimulai dengan mengajarkan nama-nama huruf, kemudian dengan berangsur-angsur ke kata-kata, kemudian ke kalimat. Caranya menggunakan metode ini sebagai berikut, Mula-mula diajarkan nama-nama huruf yang serupa bentuknya, seperti
ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز
Kemudian diterangkan titik huruf itu, di bawah atau di atas. Sudah itu diajarkan macam-macam baris, seperti Alif di atas A, di bawah I, Alif dua di atas An, dua di bawah In
Kekurangan metode ABAJAD anak-anak merasa sul;it mengetehui perbedaan antara huruf-huruf yang sama bentuknya, anak-anak tidak mengerti pelajaran yang dibacanya. Memakai waktu yang lama dan sedikit hasilnya, dan tidak menarik hati anak-anak selain daripada lagunya
b. Metode Suara
Dasar metode ini sama juga dengan metode ABAJAD, yaitu dimulai dengan huruf tetapi huruf itu diajarkan menurut bunyi suarannya bukan menurut nama hurufnya seperti metode ABAJAD. Cara mengajarkan metode ini adalah sebagai berikut :
1) Pergunakanlah papan tulis dan pilih huruf-huruf yang akan kita ajarkan yaitu huruf-huruf yang berlainan bentuk dan bunyinya.
2) Ambilah gambar tumbuh-tuimbuhan, hewan atau macam-macam benda untuk alat peraga dan huruf permulaan ialah huruf yang akan kita ajarkan, misalnya untuk mengajarkan A, pohon Ara, api, ayam dan sebagainya.
3) Tuliskan huruf yang akan diajarkan itu di sebelah gambar dengan tulisan yang besar lagi terang.
4) Perlihatkanlah gambar itu kepada murid-murid dan suruhlah mereka menyebut namanya.
5) Ulanglah memperlihatkan gambar itu serta menyebut namanya. Setelah itu guru menerangkan, bahwa huruf yang tertulis di sebelah gambar itu, ialah A. tulislah huruf itu di papan tulis dengan tulisan besar.
6) Suruhlah mereka membacanya berganti-ganti, kemudian suruh murid-murid menunjukan nama huruf itu.
7) Setelah murid-murid mempelajarai beberapa huruf, susunlah huruf-huruf itu menjadi satu dan tuliskan di papan tulis.
Kebaikan metode suara yaitu metode itu ada berhubungan langsung antara bunyi suara dengan rumus (tanda) yang tertulis. metode ini sesuai dengan tabiat bahasa, karena yang terpenting dalam bahasa itu ialah bidang suara. Dalam metode ini ada pendidikan telinga, mata dan tangan sekaligus. Sedangkan kekurangannya metode ini mendidik anak-anak membaca secara lambat, tidak cepat karena mereka menghadapkan perhatianya pada ejaan dan huruf atau kata, dan metode ini membutuhkan gambar sangat banyak.
c. Metode Kata
Menurut metode ini murid-murid melihat kata-kata yang diucapkan guru dengan terang dan lambat, sambil menunjuk kepada kata-kata itu kemudian murid meniru dan mencontohnya. Sistem ini membutuhkan hal-hal sebagai berikut, gambar harus terang dan tulisannya jelas dan bagus, lafadznya diulang-ulang secukupnya, mengulang-ulang sebagian huruf dan beberapa kata, dan berangsur-angsur dihilangkan gambarnya
d. Metode Kalimat
Metode ini adalah evolusi dari metode kata-kata dan evolusi dari metode lama. Menurut metode lama dimulai dengan huruf, kemudian kata-kata, kemudian kalimat. Tetapi menurut metode ini dimulai dengan kalimat, kemudian kata-kata, kemudian huruf kebalikannya metode lama. Dasar metode ini ialah, bahwa kalimat kesatuan pengertian, bukan kata-kata dan bukan huruf. Metodenya sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan kalimat-kalimat pendek yang telah dikenal oleh murid-murid atau beberapa kalimat yang ada hubungannya.
2) Kemudian menuliskan kalimat itu di papan tulis lalu membaca keseluruhnanya.
3) Murid-murid meniru guru dan mengulangi membaca kalimat itu berkali-kali.
4) Setelah itu guru menguraikan tiap-tiap kalimat kepada kata-kata.
sedangkan syarat-syarat metode kalimat yaitu harus ada perhubungan antara beberapa kalimat, tiap-tiap kalimat jangan lebih dari tiga atau empat, dan mengulang sebagian kata-kata dalam kalimat yang bermacam-macam

F. Metode Penelitian
1. Penentuan Sumber Data
Yang dimaksud dengan penentuan sumber data ialah menetapkan populasi yang dijadikan obyek atau tempat diperolehnya data. Sedangkan apa yang dimaksud populasi di sini adalah keseluruhan pihak yang seharusnya sasaran penelitian oleh peneliti. Tegasnya populasi adalah seluruh obyek yang diteliti.
Adapun pihak-pihak yang dijadikan sumber data yaitu:
a. Kepala Sekolah
b. Guru bidang studi bahasa Arab
c. Kepala Tata Usaha
d. Daftar nilai pada ujian semester kelas V
e. Data yang berupa arsip-arsip madrasah
f. Siswa-siswi kelas V
Mengenai jumlah populasi yang diambil dalam penelitian ini, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika tidak memungkinkan seperti jumlah subyeknya besar, maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini semua siswa kelas V MI Miftakhul Huda Temanggung yang jumlahnya hanya 42 (empat puluh dua), maka tidak diambil sample. Dengan demikian penelitian ini merupakanpenelitian populasi.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yaitu cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data, informasi atau keterangan lain yang mendukung penelitian. Untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertangung jawabkan, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
a. Observasi
Metode observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan indera, terutama penglihatan dan pendengaran. Observasi dapat diartikan sebagai pencatatan secara sistematis dan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai proses pelaksanaan pengajaran bahasa Arab. Adapun jenis observasi yang penulis gunakan adalah observasi non participant, yaitu penulis tidak terlibat langsung dalam kehidupan responden. Akan tetapi penulis hanya mengamati dan mencatat setiap fenomena yang diteliti.
b. Angket (Quesioner)
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, meliputi laporan tentang dirinya atau pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode angket ini penulis tujukan pada siswa untuk mengetahui kegiatan pengajaran bahasa Arab yang mereka alami dan problem yang dihadapi.


c. Wawancara (Interview)
Yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penyelidikan. Metode wawancara ini terdiri atas tiga jenis, yaitu: Interview tidak terpimpin, Interview terpimpin, dan Interview bebas terpimpin. Sedangkan dalam observasi ini penulis gunakan interview bebas terpimpin.
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan kondisi sekolah MI Miftakhul Huda Temanggung yang meliputi jumlah siswa, latar belakang pendidikan guru, fasilitas yang ada dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan penelitian, Sikap, perhatian, minat serta kemampuan dasar siswa untuk belajar bahasa Arab.
d. Dokumentasi
Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah mencari data yang berasal dari dokumen berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan lain sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai letak geografis dan sejarah berdirinya, struktur organisasi MI Miftakhul Huda Temanggung, jumlah siswa dan guru, materi pelajaran, nilai pada leger dan susunan organisasi sekolah.
3. Metode Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh, terlebih dahulu data dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif Yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori dalam memperoleh kesimpulan. Untuk data kualitatif ini akan dianalisis dengan deskriptif analitik yaitu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data kemudian diusahakan adanya analisis dan interpretasi atau penafsiran data tersebut dengan menggunakan :
a. Cara berpikir induktif
Yaitu berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa konkret, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus itu untuk ditarik generalisasi atau kesimpulan yang bersifat umum. .
b. Cara berpikir deduktif
Yaitu metode berpikir yang berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum hendak menilai suatu kejadian khusus.
Adapun data kuantitatif Yaitu data yang berwujud angka-angka yang merupakan hasil pengukuran kemampuan penguasaan melalui nilai ujian bahasa Arab siswa kelas V MI Miftakhul Huda Temanggung. Data kuantitatif ini dianalisis dengan teknik analisis statistik sederhana yaitu persentil. Teknik ini dimaksudkan untuk menyederhanakan penyajian data yang berwujud angka, sehingga mudah untuk dipahami.
Adapun teknik analisis data ini menggunakan analisa statistik persen untuk mengambil nilai rata-rata (mean) ataupun perhitungan data tunggal baik yang sebagian ataupun seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu, dengan menggunakan rumus:
M =
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
F = Frekuensi (banyaknya siswa yang memeroleh nilai setiap skor)
X = Nilai yang diperoleh siswa
N = Jumlah siswa (number of case)


G. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan ilustrasi secara umum tentang muatan skripsi ini, perlu kiranya dipaparkan sistematika pembahasan yang dipakai. Pembahasan skripsi ini terdiri dari 4 (empat) bab, yaitu:
Bab I merupakan pendahuluan yang mengandung pokok-pokok persoalan mengenai rancagan penelitian ini, yaitu meliputi hal-hal yang menjadi penyebab dilakukannya penelitian, tinjauan teoritik yang memuat konsep-konsep teoritis yang berkaitan denan permasalahan yang diteliti dan juga metodologi yang akan digunakan dalam penelitian.
Bab II mendeskripsikan gambaran umum lokasi penelitian, yang mana menguraikan tentang sejarah berdirinya MI Miftakhul Huda Temanggung, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa serta fasilitas pendidikanya.
Bab III mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan pengajaran bahasa Arab, metode yang digunakan, serta meliputi alokasi waktu, media dan faktor-faktor pendukung serta faktor penghambatnya dalam pengajaran bahasa Arab di lembaga tersebut dan menelaah menurut penulis.
Bab IV merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan yang diperoleh berdasarkan konsep-konsep teoritis yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dan juga berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan. Selain itu juga termasuk saran-saran dan kata-kata penutup.
Kemudian dilengkapi pula dengan Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar