Selasa, 06 Maret 2012

Implementasi Metode Permainan Dalam Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Arab

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu Negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidkan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pengembangannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan (Mulyasa, 2003:15).
Pendidikan sebagai salah satu faktor yang penting dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dimana iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi sumber motivasi kehidupan segala bidang.
Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Zuhairini, 1995)
Dalam pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menindak lanjuti tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional, maka pemerintah menanggapinya dalam dua segi yaitu pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan pemerintah daerah (otonomi daerah). Hal ini berarti peranan pemerintah akan dikurangi dan memperbesar partisipasi masyarakat. Demikian peranan pemerintah pusat yang bersifat sentralistis yang berlangsung selama 50 tahun lebih akan diperkecil dengan memberikan peranan yang lebih besar kepada pemerintah daerah yang bersifat desentralisasi (Anwar, 2003: 37).
Dalam manajemen pendidikan dasar secara desentralisasi, tentunya diperlikan berbagai program dan sarana yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Hal ini dapat diketahui dalam hakikat pendidikan dasar yang relevan dengan kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu pendidikan dasar haruslah merelevansikan kebbutuhan dasar manusia agar mereka layak dan cukup inteligen hidup dalam lingkungannya. Untuk itu perlu persiapan yang matang agar persiapan yang matang agar prinsip desentralisasi kurikulum tidak hanya menjadi lipservice belaka (Tilaar, 2004: 40).
Metode memang merupakan faktor penting dalam pengajaran bahasa. Seringkali sukses tidaknya pengajaran bahasa dikaitkan dengan metode yang dipergunakan, karena metode ikut menentukan isi dan cara menyampaikan pengajaran bahasa. Salah satu persoalan yang sering ditemukan dalam proses pengajaran bahasa asing, khususnya bahasa Arab adalah pengayaan metodologi dan strategi pengajaran (Radliyah, 2005).
Dijelaskan dalam buku standar kompetensi (2004), bahwasannya penguasaan bahasa arab merupakan persyaratan penting bagi keberhasilan individu, masyarakat, bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan bahasa arab dapat diperoleh melalui berbagai program, sementara program pembelajaran bahasa arab di madrasah secara formal merupakan sarana utama bagi sebagian besar anak Indonesia.
Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kelas, terutama kemampuan guru dalam memanfaatkan media yang bisa menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk mengikuti pelajaran baik secara mandiri ataupun kelompok. Sejauh ini belajar bahasa Arab masih kurang diminati masyarakat jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain. Hal ini karena pada umumnya bahasa Arab tidak menggema dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu adanya suasana yang dapat menumbuhkan minat siswa yang lebih akan belajar bahasa arab. Salah satu cara untuk menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan dalam pembelajaran adalah dengan bermain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat menarik minat dan mengaktifkan semua siswa dalam proses belajar mengajar bahasa arab.
Selama ini yang perlu kita cermati yaitu rendahnya SDM pendidikan dan system pendidikan yang kita pakai, Banyaknya pelajar Indonesia dalam belajar bahasa arab banyak menggunakan metode hafalan, dimana hanya berbekal hafalan tidak membuat tambahnya suatu kecerdasan. Tapi bagaimana caranya atau metode apa yang bisa membuat para sisiwa senang dan semangat.
Diantaranya metode yang paling menyenangkan adalah metode permainan. Tidak semuanya permainan membawa dampak buruk bagi anak, tapi kalau permainan itu diselipi dengan pelajaran akan lebih mengasikkan dan menyenangkan.
Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus menguasai atau memahami bagaimana metode yang banyak menarik minat siswa seperti halnya metode permainan. Permainan tidak pernah luput dari kehidupan anak apalagi anak seusia SD/MI, permainan merupakan aktifitas anak-anak. Hampir seluruh kegiatan mereka melibatkan unsur permainan.tapi permainan dalam hal ini bukan permainan yang tanpa arti, tapi dalam hal ini yaitu permainan yang disertai belajar. Lewat permainanlah mereka bisa belajar yang menyenangkan, mereka dapat belajar tentang banyak hal lewat permainan yang menyenangkan. Dengan belajar sambil bermain anak-anak mudah untuk mengingat pelajaran yang diberikan oleh pendidik. Termasuk belajar bahasa arab sambil bermain, karena bahasa arab sifatnya harus dihafalkan, dengan bermain anak-anak akan mudah menghafalkan pelajaran yang diberikan oleh pendidik mereka.
Permainan merupakan salah satu bentuk aktivitas yang dominan pada masa kanak-kanak. Sebab, anak mengahabiskan waktunya diluar rumah bermain dengan teman-teman dibanding terlibat dalam aktivitas lain. Bagi anak-anak permainan adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Menurut Schwartzman (1987 dalam Desmita, 2005) anak-anak cenderung melakukan sesuatu yang lebih menarik dari pada hasil yang akan didapatkan.
Akhir-akhir ini banyak orang menganggap permainan anak sebagai pembuangan waktu dan merasa bahwa waktunya lebih baik digunakan untuk mempelajari sesuatu yang berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan dewasa. Sebaliknya Burner dalam Hurlock (1998) mengatakan bahwa bermain dalam masa kanak-kanak adalah kegiatan yang serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun pertama masa kanak-kanak.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan di atas, maka peneliti ingin mendeskripsikan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Implementasi metode permainan dalam meningkatkan pembelajaran bahasa arab yang menyenangkan (Studi kasus kelas lll (tiga) di Madrasah Ibtidaiyah Darut Taqwa)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengemukakan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah Darut Taqwa?
2. Bagaimana implementasi metode permaianan dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Arab yang menyenangkan kelas lll (tiga) di MI. Darut Taqwa?
3. Apa hambatan dan peluang metode permainan dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah Darut Taqwa?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, secara umum peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan:
1. Kondisi objektif proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah Darut Taqwa.
2. Implementasi metode permainan dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Arab yang menyenangkan kelas lll (tiga) di MI. Darut Taqwa.
3. Hambatan dan peluang metode permainan dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah Darut Taqwa.

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Pihak Sekolah
Dapat memberikan sumbangsih pemikiran, menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman kepada pihak sekolah.
2. Pendidik
Memberikan bahan masukan atau saran kepada pendidik maupun orang tua agar mampu mendidik anak-anaknya dalam bentuk permainan yang dapat membantu kematangan hubungan sosial anak dengan lingkungan ia berada.
3. Peneliti
Dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang nantinya bisa dijadikan bekal untuk menghadapi masa depan.

E. Batasan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan pembahasan terarah, maka peneliti memberikan batasan-batasan masalah (ruang lingkup permasalahan) yang akan dikaji dan diteliti. Batasan-batasan tersebut adalah: Implementasi metode permainan dalam meningkatkan pembelajaran bahasa arab di MI. Darut Taqwa.

F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran dalam skripsi yang berjudul “implementasi metode permainan dalam pembelajaran bahasa arab yang menyenangkan di MI. Darut Taqwa”, maka peneliti tegaskan sebagai berikut:
1. Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan, proses untuk memastikan terlaksanya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut.
2. Metode permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya.
3. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 1995: 56).
Berdasarkan definisi operasioanal diatas peneliti menyimpulkan bahwa Implementasi metode permainan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah suatu penerapan metode atau cara untuk mencapai tujuan pembeljaran yang diinginkan dan menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar